baluap


Reformed Evangelical Movement Perawang
Agustus 19, 2014, 4:33 am
Filed under: Urusan Kuliah

Gerakan Reformed Injili

Pada abad ke-21, dunia Kekristenan mengalami berbagai tantangan dari dalam maupun luar gereja. Tantangan dari dalam gereja berasal dari theologi-theologi yang menyimpang dari kebenaran yang diwahyukan Tuhan melalui Kitab Suci. Sedangkan tantangan dari luar gereja berasal dari filsafat zaman seperi liberalisme, post-modernisme, dan konsolidasi agama di luar Kekristenan. Dalam memahami tantangan-tantangan tersebut, Pdt. Dr. Stephen Tong merespons panggilan Tuhan dengan memulai sebuah gerakan bernama Gerakan Reformed Injili.

Gerakan muncul sebagai tanggapan atas bahaya terhadap Kekristenan dalam era post-modernisme setelah Perang Dunia II. Sekularisme, liberalisme, dan komunisme muncul sebagai ancaman bagi Kekristenan. Gerakan lain seperti: gerakan Oikumene mengabaikan ortodoksi dan memperluas semangat toleransi terhadap segala macam aliran baru; gerakan Karismatik yang menggantikan gerakan Pentakosta tradisional untuk merombak struktur pikiran gereja-gereja denominasional, menghasilkan generasi yang tidak mengerti theologi yang benar. Di pihak lain, kebangunan agama di luar Kekristenan juga menjadi tantangan yang besar bagi iman Kristen. Demi menjawab tantangan-tantangan zaman tersebut maka Pdt. Dr. Stephen Tong memulai gerakan Reformed Injili. Gerakan Reformed Injili berdampak baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan bermasyarakat.

Tujuan Gerakan Reformed Injili adalah:

  1. Mengembalikan pengertian theologia berdasarkan wahyu Allah di dalam Kitab Suci yang dipelopori para reformator dan para penerusnya sampai sekarang.
  2. Mengobarkan semangat penginjilan dan memobilisasi orang Kristen untuk secara langsung memberitakan Injil, yang adalah kabar baik bagi seluruh umat manusia, untuk memperkenalkan kuasa keselamatan melalui kematian dan kebangkitan Kristus bagi pengampunan dosa dan perdamaian manusia dengan Tuhan Allah sehingga menciptakan hidup baru yang memuliakan Tuhan.

Gerakan Reformed Injili mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan Gereja Reformed Injili. Gerakan Reformed Injili didirikan untuk menjadi dorongan bagi setiap denominasi dan boleh menjadi milik setiap gereja di luar Gereja Reformed Injili, sehingga gereja-gereja dibangunkan dan diarahkan kepada theologi yang benar dan semangat Injili yang benar sesuai dengan Kitab Suci.

Gerakan Reformed Injili Perawang

Pada awal tahun 2010 berdirilah IAKPM Ridar (Ikatan Alumni Kristen Politeknik Medan Riau Daratan) yang adalah salah satu cabang dari YAKPM (Yayasan Alumni Kristen Politeknik Medan) yang berpusat di Medan. Sejalan dengan perkembangannya  maka dirasakan Injil bagi seluruh umat manusia bukan hanya untuk alumni Politeknik Negeri Medan. Penjangkauan terus berkembang kepada orang di luar alumni Politeknik Medan khususnya yang berada di Perawang sesuai dengan hutang Injil,  “Aku berhutang baik kepada orang Yunani, maupun kepada orang bukan Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang tidak terpelajar.” (Roma 1:14), karena visi dan penjangkauan yang luas ini sehingga pada tahun 2012 berganti nama dengan Persekutuan Doulos, Doulos dalam bahasa Indonesia yang berarti hamba dan sekaligus tidak terikat lagi dengan IAKPM Ridar dan YAKPM secara struktural. Banyaknya pengajaran yang simpang siur membuat Persekutuan Doulos harus berganti nama dengan Gerakan Reformed Injili Perawang untuk menegaskan pengajarannya dan memiliki visi yang sama dengan Gerakan Reformed Injili di seluruh dunia khususnya di Indonesia.


2 Komentar so far
Tinggalkan komentar

banyak hal yang bisa dipelajari dari teologi reform karena dasarnya yang kuat.berpegang pada otoritas Alkitab, kedaulatan Allah, keselamatan oleh anugrah melalui Kristus, dan perlunya penginjilan sebagai mana yang dinyatakan dalam kredo “sola scriptura” mereka.
hanya sedikit mengganggu bagi saya sebagai pembaca ^-^ apakah kita harus mengganti nama sebuah organisasi atau yayasan atau ikatan atau apalah namanya ketika kita harus mengikuti sebuah ajaran baru yang memang hasilnya membuat lebih displin dan menanggalkan yang lama sementara intinya adalah orang2 didalamnya bukan keribetan strukutrnya.

selalu sistem dan prosedur terkadang membuat jadi kaku ^_^

Komentar oleh Era Juliana

Dear Ms. Era,

Terimakasih sudah berkunjung ke blog ini.
Secara pribadi sangat setuju dengan tanggapan itok di atas yang mengatakan bahwa dalam suatu organisasi
intinya adalah orang orang di dalamnya dan buka keribetan strukturnya. Namun hal yang tak kalah penting
lainnya adalah pengajarannya. Sebagaimana itok juga sudah jelaskan di atas tentang reformed itu sendiri
maka dari itu mengganti nama di rasa perlu untuk kembali menegaskan arah doktrin dan pengajaran yang kita
pakai dalam memberitakan Injil. Sehingga ini menimbulkan image langsung bagi para pembacaca bagaimana kita
di dalam sebenarnya dan arah organisasi ini.

Dan menanggapi sistem dan prosedur yang terkadang membuat kaku, saya tidak sepenuhnya tidak setuju. Memang,
jika kita melihat dalam banyak hal, prosedur/birokrasi membuat segala sesuatunya terkesan lambat dan menghambat.
Bahkan juga dalam situasi pemerintahan, ini adalah salah satu yang sangat di kritisi oleh para pejabat negara tetangga.
Jadi saya setuju bawah aturan tetap ada, namun perlu dirampingkan.

Demikian

Komentar oleh frankysimarmata




Tinggalkan Balasan ke Era Juliana Batalkan balasan